My Teacher Possible Selves
My Teacher Possible Selves
By:
Siti Musthoriyah
Seseorang
yang pertama kali membuat saya memilih guru sebagai cita-cita saya tak lain
adalah seorang guru. Guru yang saya temui di bangku SD. Sejak saat itu saya
sering bilang cita-cita saya yaitu menjadi seorang guru. Untuk mewujudkan
cita-cita tersebut, saya harus menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi. Saya mengambil jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris, karena guru favorit saya semenjak SMP adalah guru Bahasa Inggris. Maka
dari itu, saya putuskan untuk menjadi guru Bahasa Inggris. Setelah melaksanakan
PPL di sekolah tingkat SMA. Saya mulai menyadari bahwa tugas seorang guru tidak
hanya mengajar dan memberikan tugas. Guru mempunyai banyak tugas tidak hanya di
bidang akademik tapi juga di bidang sosial. Sejak saya belajar di tingkat SD,
saya sangat senang ketika guru memperhatikan saya. Ketika guru saya tersenyum
dan memberikan pujian kepada saya.
Seorang
guru harus pintar dalam bidang akademik. Karena bagaimanapun juga guru
mempunyai kewajiban untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa. Mengubah
murid-murid yang belum mengerti dan akhirnya mengerti terkait materi tersebut.
Maka dari itu salah satu keinginan saya adalah menjadi guru yang pintar. Selain
itu saya ingin menjadi guru yang kreatif, inspiratif, dipercaya dan disukai
murid serta bisa merangkul semua murid.
Guru
cerdas yang bisa memberikan pemahaman tentang suatu materi kepada murid.
Sebagai guru Bahasa Inggris, saya sangat ingin menjadi guru yang pintar terutama
dalam Bahasa Inggris. Saya ingin bisa lancar dalam berbicara Bahasa Inggris
dengan menggunakan grammar dan usage yang tepat. Saya menyadari
bahwa saya masih jauh dari kata cerdas dalam Bahasa Inggris. Masih banyak
kesalahan-kesalahan yang saya dapatkan ketika berbicara Bahasa Inggris. Kenapa
saya ingin lancar dalam berbicara Bahasa Inggris? Karena, sebagai guru Bahasa
Inggris saya ingin menjadi Role Model untuk murid-murid saya. Saya ingin
menjadi guru yang aktif dalam berbicara Bahasa Inggris, sehingga saya bisa memotivasi
murid-murid saya untuk berbicara Bahasa Inggris juga. Selama saya belajar di
SMP dan SMA, guru Bahasa Inggris saya ketika mengajar Bahasa Inggris
menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga saya merasa kurang memperoleh contoh
berbicara Bahasa Inggris dari Guru saya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut
saya harus melawan rasa bosan dan malas untuk belajar. Saya harus belajar keras
dan banyak berlatih untuk meningkatkan
kemampuan Bahasa Inggris saya.
Untuk
menarik perhatian murid-murid, seorang guru harus menerapkan pembelajaran yang
kreatif. Jika seorang guru menerapkan pembelajaran yang bisa dibilang biasa
saja, murid-murid akan cepat bosan dan mengantuk. Sehingga konsentrasi mereka
berkurang. Hal itu akan mengakibatkan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Saya ingin mencoba banyak hal, banyak cara dan metode-metode yang kreatif dalam
pembelajaran. Sehingga murid-murid saya nanti akan lebih semangat dalam
belajar. Apalagi sekarang ini dalam pembelajaran harus menerapkan Student centered.
Karena yang saya rasakan ketika menjadi seorang murid, saya sangat senang
dan semangat ketika guru saya mengajar dengan kreatif dimana beliau menerapkan
belajar sambil bermain. Saya merasa tidak cepat bosan. Maka dari itu sebagai
seorang guru saya harus bisa menjadi guru yang kreatif supaya murid-murid saya
menjadi aktif dan tertarik untuk belajar Bahasa Inggris. Maka dari itu saya
harus banyak-banyak membaca dan melihat contoh-contoh pembelajaran kreatif dan
menarik sesuai dengan perkembangan zaman.
Saya
terinspirasi dari salah satu guru saya di SMA, beliau selalu ramah dengan semua
murid. Ketika bertemu dengan murid beliau tidak berat untuk memberikan senyuman
kepada kami. Seperti beliau yang menjadi inspirasi saya, saya juga ingin
menjadi seorang guru yang bisa menjadi inspirasi untuk murid-murid saya nanti.
Selain guru yang pintar, tetapi juga seorang guru yang bisa dipercaya dan
disukai dengan cara merangkul semua murid tanpa milih-milih. Memberikan contoh
yang baik dan merasa semangat dalam kondisi apapun. Tidak mudah marah dan bisa
menciptakan kenyamanan kepada murid-murid sehingga mereka bisa lebih terbuka
untuk menceritakan masalah-masalah yang mempengaruhi mereka dalam belajar. Seperti
ketika saya merasa percaya dan nyaman dengan salah satu satu guru saat SMP.
Saya menceritakan masalah yang sedang saya hadapi dengan teman saya. Beliau
bisa mengerti dan memberikan saran serta solusi untuk saya. Saat itu saya
sangat senang ada seorang guru yang mau meluangkan waktu untuk mendengarkan
cerita tentang masalah yang sedang saya hadapi. Maka dari itu saya harus
mewujudkan keinginan menjadi guru yang inspirasi, disukai dan dipercaya murid
dengan cara merangkul semua murid.
Untuk
memenuhi semua keinginan tersebut, tentunya akan ada beberapa kesulitan yang
saya hadapi. Kesulitan yang bisa berasal dari diri saya sendiri dan mungkin
juga dari murid-murid saya nanti. Semenjak SMP saya tidak suka dengan pelajaran
Sejarah. Kenapa???? Salah satu faktor penyebabnya adalah bermula dari guru
saya. Ketika beliau membagikan Handout, kita harus membayarnya dengan
cepat. Karena ketika beliau meminta kami untuk menghafalkan materi dan
meyampaikannya di depan kelas, bagi murid yang sudah membayar akan mendapatkan
nilai yang bagus, tetapi bagi murid yang belum membayar akan mendapatkan nilai
yang tidak bagus. Nyata!!!! Dan saya tidak ingin menjadi guru seperti itu yang
memberikan nilai kepada siswa tidak sesuai dengan kemampuannya. Saya bisa
merasakan bagaimana perasaan teman saya ketika dia harus mendapat nilai jelek
hanya karena belum membayar Handout (LKS). Padahal dia sangat lancar
dalam menyampaikan materi yang sudah dia hafalkan.
Selain
itu hal yang paling saya takuti adalah menjadi guru yang tidak adil. Guru yang
tidak bisa merangkul semua murid. Guru yang hanya fokus dengan murid yang
pintar saja. Guru yang memilih-milih murid dan guru yang tidak mau mengetahui
latar belakang siswa. Kenapa hal itu sangat saya takuti?? Selama PPG, saya
banyak disadarkan bagaimna menjadi guru yang sebenarnya. Sebelum PPG saya
pernah mengajar di Bimbel. Di suatu kelas ada murid kelas 4 SD yang berbeda
dengan murid yang lainnya. Dia tidak pernah bisa konsentrasi dalam belajar. Dia
hanya dating ke kelas, bermain sendri dan pulang. Dia tidak pernah menghiraukan
apa yang sedang guru sampaikan. Tidak pernah mau menulis dan membaca. Pada
awalnya saya mendekati dia. Saya menemani dia supaya dia mau menulis. Saya juga
membimbing dia untuk membaca. Disetiap pertemuan ketika saya mendekatinya dia
mau menulis dan membaca. Tapi sudah berjalan beberapa minggu ketika saya tidak memeperhatikannya karena saya fokus dengan
murid lain yang memperhatikan saya. Dia tidak ingin mendengarkan dan menulis
lagi, dia hanya sibuk bermain sendiri. Saya sempat marah dengan dia karena saya
ingin dia berubah.
Saya
akan memberikan apresiasi kepada murid yang pandai tapi saya juga ingin
memotivasi murid saya yang kurang fokus dalam belajar. Saya harus lebih
memahaminya, mencari tahu apa penyebab yang mempengaruhinya sehingga dia kurang
semangat untuk belajar. Saya tidak boleh langsung menilai bahwa anak itu nakal,
pemalas, dan tidak pernah belajar. Saya tidak boleh lagi berbuat seperti.
Sedih ketika mengingat apa yang sudah
pernah saya lakukan kepada anak tersebut. Huhuhu. Selain dari segi akademik,
saya takut memilih-milih murid dari segi ekonomi. Di setiap kelas pasti ada
murid dengan penampilan yang rapi dan bersih. Tetapi ada juga murid yang
berpenampilan tidak rapi dan tidak bersih. Mungkin saya akan melihat mereka
dari segi penampilannya saja. Tetapi saya berharap saya tidak akan menjadi guru
yang seperti itu. Saya harus belajar menerima setiap kondisi dan keadaan murid
saya nanti. Saya harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada murid
saya sehingga saya bisa membantu mereka dalam mencari solusi dan meningkatkan
konsentrasinya dalam belajar. Bersikap ramah kepada semua murid sehingga mereka
bisa lebih semangattttt dalam belajar.
Semoga
apa yang saya harapkan untuk menjadi guru seperti apa bisa terwujud. Dan semoga
saya bisa menjauhi kriteria-kriteria guru yang saya takuti dan tidak saya
harapkan. Dengan cara mempelajari lagi lebih dalam apa tugas seorang guru
sesungguhnya. Mudah-mudahan Tuhan selalu memberikan petunjuk kepada saya
Aamiin.
Thank
you J
Comments
Post a Comment